Ritual Pemakaman Sky Burial (Tibet) - Mengorbankan Mayat pada Burung Bangkai

Ritual pemakaman Sky Burial Tibet. Kepercayaan orang Tibet tentang pemakaman dan kematian didasarkan pada ajaran Buddha yaitu reinkarnasi dan transmigrasi jiwa saat meninggalkan tubuh.

Pemakaman Langit adalah simbolisasi tindakan belas kasih, memberi makan tubuh yang mati dan tidak lagi memiliki fungsi, ke burung bangkai suci sebagai tindakan amal terakhir.

Orang Tibet tidak takut mati karena kematian dipandang sebagai transformasi dan bukan akhir segalanya. Karenanya, orang Tibet menghadapi kematian dengan ketenangan.

Mereka percaya bahwa untuk memuluskan proses transmigrasi jiwa seseorang tak boleh meninggalkan jejak keberadaan duniawi mereka, termasuk tubuh fisik mereka.

Ritual Pemakaman Sky Burial Tibet

Apa itu Sky Burial Tibet?

Umat Buddha Tibet percaya bahwa bahwa mayat tak lain hanyalah cangkang yang dibuang. Roh mereka terbang melalui kematian dan menuju inkarnasi baru.

Bagi umat Buddha di Tibet atau Mongolia, menyajikan tubuh mereka kepada burung bangkai adalah peristiwa besar sebagai penghormatan terakhir yang harus dilakukan.

Ini adalah bentuk persembahan kembali kepada bumi yang telah memberi mereka kehidupan. Dengan pemakaman langit, tak perlu mengganggu tanah untuk mengubur tubuh. Disini terkandung nilai untuk selalu menjaga dan melindungi alam.

Prosesi penguburan ini biasanya dilakukan dilokasi dataran tinggi pada tempat habitat burung nasar yang ingin diberi makan. Selain karena sedikitnya ruang tanah yang tersisa sebagai kuburan, sehingga akan sulit untuk digali. Oleh karena itu, inilah cara paling umum untuk membuang mayat di Tibet.

Burung Nasar (Dakini)

Pemakaman langit adalah ritual tertutup, jadi sangat tidak diperbolehkan untuk mengambil foto kecuali Anda diundang oleh teman atau keluarga.

Tempat paling terkenal untuk penguburan langit adalah biara-biara Drigung dan Ganden di Tibet tengah dan Institut Buddha Larung Gar dekat Sertar di Kham.

Tradisi Sky Burial juga dikenal dengan nama 'pemakaman Surgawi', adalah budaya Tibet yang telah ada selama berabad-abad. Memiliki nilai filosofi yang sangat indah dan luhur.

Konsepnya mungkin terdengar sedikit aneh bagi masyarakat kita saat ini. Ritual penghormatan terhadap alam dengan memberi makan burung bangkai (nasar) sebagai bentuk upaya mengakhiri keberadaan tubuh.

Orang Tibet percaya bahwa tubuh akan kembali ke alam, dan menyuburkan beberapa makhluk alam, dalam hal ini, burung nasar berjenggot atau 'Dakini' (penari langit), yang levelnya setara dengan malaikat.


Prosesi dan Persiapan Ritual Sky Burial


Ketika seseorang meninggal, tubuh mereka dibungkus kain putih dan ditempatkan di sudut rumah selama tiga hingga lima hari. Keluarga mendiang menyalakan lentera di samping almarhum.

Sementara para biksu berdoa didepan jasad selama tiga hingga lima hari sehingga jiwa dapat dilepaskan dari api penyucian.

Selama itu, mayat tak boleh disentuh. Hari pemakaman ditentukan sesuai ramalan. Anggota keluarga dan kerabat tak diperkenankan hadir dipemakaman. Sebaliknya, mereka tetap di rumah dan berdoa.

Dengan kuda atau mobil, penduduk desa membawa mayat ke tempat suci pemakaman langit. Pemimpin upacara melakukan ritual di atas jasad. Membakar dupa dan tsampa untuk memanggil burung nasar.

Biksu Lama Pemimpin Ritual Sky Burial

Dalam waktu singkat, burung mulai mengelilingi situs. Pemimpin ritual kemudian mulai memotong tubuh menjadi potongan-potongan kecil, menghancurkan dan menggiling tulang-tulang si mayat, dan kemudian meninggalkannya di tempat terbuka yang telah mereka pilih dan persiapkan.

Jika burung nasar mengkonsumsi seluruh potongan tubuh, itu pertanda baik. Mereka meyakini bahwa burung nasar tidak akan mau mengkonsumsi tubuh manusia yang sering melakukan perbuatan jahat dalam hidupnya.

Itulah sekilas prosesi pemakaman langit atau pemakaman Surgawi (sky burial) rakyat Tibet. Meski ada ritual pemakaman lain seperti pemakaman air, kremasi, dan penguburan tanah, namun pemakan langit adalah yang paling umum.

Proses Penghancuran Tulang

Keyakinan Orang Tibet


Menurut Pamela Logan, “Orang Tibet percaya bahwa, yang lebih penting daripada tubuh, adalah roh orang yang meninggal. Setelah kematian, tubuh tidak boleh disentuh selama tiga hari, kecuali bagian ubun-ubun kepala, di mana kesadaran, atau namshe, keluar".

Para Lama (biksu Tibet) membimbing roh lewat serangkaian doa yang berlangsung selama tujuh minggu, hingga roh melewati bardo.”.

Meskipun pemakaman langit diyakini telah ada selama lebih dari 11.000 tahun, yang dibuktikan dari penggalian di Göbekli Tepe di Turki Selatan, Dan Martin percaya bahwa masih ada kekurangan data akurat untuk memvalidasi argumen tersebut.

Mengenai praktik penguburan langit di Tibet, hanya ada sedikit bukti untuk menentukan kapan dimulai. Sumber paling awal yang didapat hanyalah akun yang tidak akurat, berasal dari abad ke-14, dari seorang pelancong Eropa bernama Friar Odoric (1286-1331).

Ritual Pemakaman Sky Burial (Tibet) - Mengorbankan Mayat pada Burung Bangkai Ritual Pemakaman Sky Burial (Tibet) - Mengorbankan Mayat pada Burung Bangkai Reviewed by UNIKUI on 2/08/2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.